Tuesday, November 30, 2010

Rolex GMT Master 1675 Mini Dial (MK 3)



Pabrikan Rolex kerap mengeluarkan beberapa tipe dial untuk tiap ref model number. Pembagian ini ditentukan lewat masa2 tahun pembuatan arloji tersebut. Biasanya dikenal dengan istilah dial Mk.1, Mk.2, dst. Sejak dihentikannya produksi 1675 yang menggunakan pointed crown guard, rolex sempat mengeluarkan 1675 dengan crown guard model baru (dikenal dengan istilah square crown guard) yang masih menggunakan dial tipe lama, yaitu gilt dial (dial dengan penulisan emas dan warna hitam yang glossy). Mulai tahun 1968, dial pada tipe 1675 sudah menggunakan penulisan berwarna putih dengan warna dasar hitam doff (dikenal dengan matte dial). Ada 5 generasi matte dial dari sejak tahun 1968 s/d sekitar tahun 1979 dimana produksi 1675 dihentikan.

Dari ke-5 generasi tersebut, dial generasi ke-3 (Mk.3) memiliki masa produksinya cukup pendek yaitu dari nomer seri 3,5xx,xxx s/d 4,xxx,xxx. Ini adalah range produksi sekitar tahun 1972 - 1973/74. Hal tersebut bukan berarti 1675 dengan dial Mk.3 diproduksi sebanyak 500,000 unit. Rolex menggunakan nomer seri pre-numbered untuk seluruh model produksinya dari sejak pertama kali membuat arloji. Sehingga dari 500,000 unit produksinya pada masa itu, GMT 1675 hanyalah sebagian kecil dari jumlah yang dibuat. Disamping itu tidak semua 1675 dalam range produksi yang sudah disematkan dial tipe Mk.3, karena biasanya pabrikan sering memasangkan dial dari generasi sebelumnya (istilahnya ngabisin stok). Dari banyak referensi yang saya baca, entah kenapa justru sangat jarang ditemukan dial Mk.3 pada serial produksi diatas 4,xxx,xxx. Jadi kesimpulan sementara, dial Mk.3 ini diproduksi tidak banyak, sehingga hampir bisa dipastikan tidak ada istilah 'ngabisin stok' untuk dial generasi ini.

Foto dipinjam dari blog JamKuno waktu GTG tgl 27 Nov 2010.
Maklum, saya males klo harus foto2 lagi pakai box aslinya

Dial 1675 tipe Mk.3 ini sering disebut dengan istilah 'mini dial' atau 'radial dial'. Ciri khas design yang membedakan dari generasi dial lainnya terdapat pada bulatan index yang lebih kecil, dan terletak lebih menjorok ke dalam/tengah2 dial. Begitu juga offset penulisan yang otomatis ikut lebih bergeser ke tengah. Kalau melihat market di forum2 internasional, 1675 dengan dial Mk.3 memiliki value lebih tinggi sekitar 25-30% dibandingkan dengan dial generasi lain (kecuali gilt dial, klo ini beda cerita).



1675 yang saya miliki ini mempunyai nomer seri 3,8xx,xxx. Dial Mk.3 dengan insert bezel dari generasi yang sama dan sudah mulai memudar. Casing unpolished, beveled lugsnya masih terlihat jelas walaupun sudah tidak terlalu kontras warna polished-nya. Rantai asli bawaannya adalah oyster folded, namun agar lebih nyaman dipakai saya pasangkan dengan solid oyster bawaan 1675 dari tahun 1978. Kebetulan saya punya solid oyster untuk 1675 yang kondisinya masih sangat baik, sehingga seimbang dengan kondisi arlojinya. Sementara kondisi mesin, dial, dan jarum2nya masih sangat baik walaupun tritium pada index dan jarum sudah sedikit berubah warna (patina), dengan perubahan warna yang sangat merata.


Tuesday, November 23, 2010

Rolex GMT Master 1675 18K



Brown dial with nipple index, cal.1570, genuine Rolex croco with 18K buckle.

Friday, November 19, 2010

Seiko Prospex Marinemaster 1000m SBBN011; Darth Tuna



Sejak pertama memiliki Seiko Tuna 300m, saya langsung tertarik untuk mencari versi 1000m. Lagi2 kesempatan datang tanpa diduga, hanya selang 2 minggu saya berhasil mengakuisisi versi 1000m yang sudah discontinue ini. SBBN011 alias Darth Tuna. Saat ini SBBN011 telah digantikan oleh SBBN013. Perbedaan terdapat di penulisan Marinemaster pada dial, dan crown yang sudah ada logo 'S'. Selebihnya sama persis dengan SBBN011.

Movement yang digunakan adalah quartz cal.7C46, sudah pernah saya bahas di posting sebelumnya karena sama persis dengan movement versi 300m atau SBBN017. Diameter arloji ini cukup membuat ragu untuk memakainya, 48mm w/o crown. Namun lugs berada di tempat yang tepat, sehingga tidak mengganggu walaupun untuk ukuran pergelangan tangan rata2 orang Asia.



Casing arloji ini menggunakan struktur monocoque yang berbahan dasar titanium. Dilapis menggunakan IP coating, sehingga warnanya menjadi abu2 tua kehitaman. Shroud masih menjadi pertanyaan, banyak yang berpendapat bahwa shroud terbuat dari zirconium ceramic. Tetapi ada yang berpendapat bahwa shroud juga terbuat dari titanium dan menggunakan ceramic coating. Bezel terbuat dari steel yang juga menggunakan IP coating. Click bezel sangat presisi dan jauh melebihi kualitas bezel pada tuna 300m.


Dial berwarna hitam pekat, saya pernah baca di suatu review artikel untuk SBBN011 dikatakan bahwa warna dial adalah ter-hitam dari yang hitam (gak ngerti gimana menjelaskannya). Tulisan Seiko masih menggunakan teknik applied, begitu juga index2nya seperti membentuk kontur yang agak menonjol walaupun sebenarnya bukan dipasang dengan teknik applied.


Kaca sudah menggunakan AR Sapphire dengan ketebalan 4mm, wajar untuk menahan tekanan s/d 100atm. Sebenarnya yang paling saya suka dari arloji ini selain design dan presence-nya yang sangat menarik, adalah 'niat' Seiko dalam membuat jam ini. Titanium dengan IP coating, ceramic shroud, penggunaan kaca AR Sapphire 4mm, detail dial yang sangat baik, bezel yang sangat presisi, menurut saya sangat value for money untuk sebuah arloji tools. Klo ditanya mungkin jam ini puncak kepuasan memiliki sebuah seiko tuna. Semua yang saya cari ada di arloji ini, gak lebih gak kurang. Mungkin suatu saat akan cari yang automatic, klo ada kesempatan pinginnya SBDX005.

Monday, November 15, 2010

Seiko Prospex Marinemaster SBBN017 Tuna Can



Sudah lama saya menginginkan untuk memiliki arloji ini. Waktu itu sekitar tahun 2007, seorang teman kantor saya lihat memakai jam 'aneh' dan menarik perhatian saya. Saya coba pinjam dan perhatikan detail2nya, sangat menarik. Saat itu jam yang dipakai rekan tersebut adalah Seiko SBBN007, yaitu tipe yang lebih tua satu generasi dibandingkan milik saya. Saya sangat suka jam ini, namun tidak terlalu ngoyo untuk memilikinya, sehingga niat untuk membeli sempat tertunda sekitar 3 tahun. Lagipula saya lebih fokus kepada arloji2 antik yang menurut saya lebih menarik. Arloji antik memerlukan kalkulasi yang tepat untuk diakuisisi, momentum itu kadang hanya datang sekali. Kalau jam2 yang masih dijual barunya di toko, bisa kapan saja dibeli. Saya pernah hampir membeli arloji ini ketika sedang plesir ke Hongkong, namun harga yang ditawarkan cukup membuat dahi berkerut. Tapi kapan lagi? Arloji ini tidak bisa dibeli dengan bebas di Indonesia, karena memang khusus dipasarkan di Jepang (JDM). Lagi2 saya mengurungkan niat saat itu. Gak disangka, beberapa minggu yang lalu datang kesempatan untuk memiliki, tentunya dengan harga yang menurut saya sangat reasonable.


Seiko SBBN017 ini adalah salah satu dari 2 model Seiko Tuna 300m yang diproduksi saat ini. Model lainnya adalah SBBN015. SBBN015 menggunakan bezel insert warna hitam, dijual dengan menggunakan rantai, dan finishing shroud dengan tyle brushed. Arloji saya menggunakan bezel insert warna steel, dijual menggunakan rubber strap, finishing shroud menggunakan bead blasted.
Arloji ini digerakkan oleh movement quartz 7C46. Banyak yang mengatakan bahwa movement ini merupakan high end quartz. Menurut saya tidak, lebih tepat jika dikatakan bahwa movement ini adalah work horse. Durabilitasnya amat tinggi. HEQ lebih diutamakan ke akurasi, sedangkan 7C46 ini lebih mengutamakan daya tahan serta kehandalan. Walaupun demikian, 7C46 adalah movement yang didedikasikan khusus untuk Seiko shrouded diver. Sehingga tidak ada jenis/tipe seiko lain yang menggunakan movement ini selain dari tipe tuna. Movement juga terbuat dari metal secara keseluruhan, menggunakan 7 jewels, sehingga dapat dikatakan bahwa ini bukan movement quartz kebanyakan. Daya tahan batre juga cukup lama, yaitu 5 tahun.

Domed hardlex crystal yang digunakan juga sangat menarik perhatian saya, awalnya agak janggal tapi lama2 jadi semakin bagus (pendapat pribadi). Finishing secara overall sangat memenuhi nilai value for money. Saya tidak mau mengatakan sangat bagus dibandingkan arloji A. B, C atau D. Menurut saya bagus dibandingkan harga yang kita bayarkan untuk arloji ini. Karena masih ada seiko Tuna 1000m yang menurut saya sangat bagus dan lebih value for money dibandingkan tuna 300m. Tunggu postingan berikutnya!